Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka menguat tipis cenderung mendatar pada perdagangan Rabu (10/1/2024), dengan investor menunggu rilis data inflasi AS terbaru dan perilisan kinerja keuangan emiten di AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka naik tipis 0,02% ke posisi 37.533,309, S&P 500 bertambah tipis 0,07% ke 4.760,06, dan Nasdaq Composite menguat 0,13% menjadi 14.877,57.
Wall Street cenderung mendatar atau sideways karena investor semakin menahan selera risikonya dan memasang wait and see menanti rilis data inflasi AS terbaru periode Desember 2023.
Inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS Desember 2023 akan dirilis pada Kamis, sedangkan inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) AS periode Desember 2023 akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini.
CPI AS pada akhir 2023 diproyeksi akan ada peningkatan tipis akibat seasonality natal dan tahun baru. Dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), konsensus pasar menargetkan inflasi akan tumbuh sebesar 3,2% yoy, lebih rendah dibandingkan November 2023 yang tumbuh 3,1%.
Sementara itu, untuk inflasi inti AS diperkirakan tumbuh melandai sebesar 3,8% yoy, dibandingkan sebulan sebelumnya yang tumbuh 4% yoy.
Investor akan melihat laporan tersebut untuk mencari petunjuk kapan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mulai menurunkan suku bunganya.
Ekspektasi pasar terkait The Fed yang akan mulai menurunkan suku bunga pada Maret mendatang mulai kembali sedikit mengalami kenaikan, meski masih lebih rendah dari perkiraan pasar pekan lalu.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch menunjukkan peluang The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) naik menjadi 66,3%, masih lebih rendah dari peluang sebesar 79% pada pekan lalu.
“Rasanya seperti kita mengakhiri tahun ini dengan partai poros The Fed dan kita berpotensi mengalami sedikit kebingungan saat ini,” kata Emily Roland, co-chief investment strategist di John Hancock Investment Management, dilansir dari CNBC International.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) mulai kembali menurun setelah sempat meningkat kemarin karena berkurangnya ekspektasi pasar terkait penurunan suku bunga The Fed.
Yield US Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi pemerintah AS turun 1,7 bp menjadi 4%, dari sebelumnya berada di level 4,017%.
Di lain sisi, investor juga terus bersiap menjelang perilisan kinerja keuangan emiten AS pada tahun 2023. Pada Jumat pekan ini, beberapa raksasa bank AS akan merilis kinerja keuangannya seperti JPMorgan Chase dan Bank of Amerika.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Wall Street Dibuka Lesu Lagi, Reli Sudah Berakhir?
(chd/chd)