PT Unilever Indonesia Tbk meraih penjualan bersih Rp38,6 triliun pada 2023, turun 6,3% dibanding 2022 (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama, laba emiten berkode UNVR ini juga turun 10,5% (yoy) menjadi Rp4,8 triliun seperti terlihat pada grafik.
Menurut manajemen perusahaan, penurunan kinerja ini dipengaruhi sentimen geopolitik.
“Dalam dua bulan terakhir kuartal 4 2023, perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, termasuk adanya penyebaran informasi yang tidak benar terkait situasi geopolitik,” kata manajemen Unilever Indonesia dalam siaran persnya, Rabu (7/2/2024).
Pada November-Desember tahun lalu, setelah perang Israel-Palestina meletus, sempat beredar seruan boikot terhadap produk Unilever.
Seruan itu dilatarbelakangi munculnya isu bahwa perusahaan induk Unilever mendukung Israel.
Namun, manajemen Unilever Indonesia membantah bahwa mereka terafiliasi dengan kelompok Zionis.
“Upaya kami untuk secara konsisten mengklarifikasi informasi yang menyesatkan, serta berkat dukungan yang luar biasa dari para mitra terpercaya dan konsumen setia kami menjadi faktor penting dalam mencapai kemajuan perseroan,” kata manajemen Unilever Indonesia.
“Meskipun tantangan ini berdampak pada bisnis dan operasional, namun perseroan berhasil mengatasi situasi tersebut dan saat ini mulai melihat perkembangan yang menggembirakan,” ujar mereka.
“Dengan adanya tren positif saat ini, kami yakin telah berada di jalur yang tepat untuk menumbuhkan bisnis kami di 2024,” katanya lagi.
(Baca: Sekitar 200 Perusahaan Dukung Israel, Mayoritas dari AS)