Ada berbagai hal yang mempengaruhi mahasiswa dalam menentukan pilihan calon presiden (capres).
Menurut lembaga survei Praxis, kampanye yang paling mempengaruhi mayoritas responden mahasiswa adalah debat terbuka, dengan proporsi 69,93%.
“Temuan ini mengindikasikan bahwa pemilih muda memiliki kesadaran politik yang tinggi,” kata Director of Public Affairs Praxis Indonesia Sofyan Herbowo dalam siaran pers, Senin (22/1/2024).
Menurut Sofya, mahasiswa cenderung melihat dari segi kapasitas, program, hingga kualitas performa kandidat di debat dalam menentukan pilihan mereka, ketimbang aspek pragmatisme seperti fisik kandidat dan lainnya.
Dari temuan itu, Sofyan mengatakan, debat politik bukan sekedar forum diskusi kebijakan, melainkan juga menjadi kesempatan bagi kandidat untuk menggaet suara pemilih muda.
“Oleh karena itu, penting bagi calon-calon untuk memahami dinamika pemilih muda, menyesuaikan strategi kampanye mereka, dan memanfaatkan debat politik sebagai alat utama dalam membangun kredibilitas dan dukungan,” kata Sofyan.
(Baca: Survei Indikator: Mayoritas Pemilih Tak Menonton Debat Capres)
Kegiatan kampanye lain yang mempengaruhi mahasiswa dalam menentukan pilihan adalah seminar dan edukasi (44,16%), kampanye terbuka/pidato (43,06%), serta publicity stunts dan kampanye kreatif (40,86%).
Ada pula mahasiswa yang lebih terpengaruh oleh kampanye media sosial (27,67%), atau pendirian kantor kampanye, perekrutan dan pelatihan sukarelawan, dan penyelenggaraan acara komunitas (20,48%).
Kemudian ada yang terpengaruh kampanye berupa aktivitas publik/pengumpulan massa (17,18%), penggalangan dana (13,59%), kampanye door to door (8,99%), iklan di media (7,39%), dan dukungan politik/endorsement (6,69%).
Survei ini dilakukan pada 1-8 Januari 2024 terhadap 1.001 responden mahasiswa dengan rentang usia 16-25 tahun di 34 provinsi Indonesia.
Pengambilan sampel survei menggunakan teknik non probability sampling, chain-referral sampling, dan snowball sampling dengan tingkat kesalahan (margin of error) di bawah 3% pada tingkat kepercayaan sebesar 98%.
Praxis juga berkolaborasi dengan Election Corner (EC) Fisipol UGM untuk mengkaji temuan kuantitatif dengan melakukan riset kualitatif pada 15 Januari 2024.
Riset berformat Focus Group Discussion (FGD) tersebut melibatkan empat akademisi dan mahasiswa perwakilan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Mulawarman (Unmul), dan Universitas Nusa Cendana (Undana).
(Baca: Pemilu Kian Dekat, Ini Capres Pilihan Anak Muda Versi Survei Indikator)