Bangkok –
Influencer asal China diperiksa oleh kepolisian Thailand dengan tuduhan menyalahgunakan visa. Itu terjadi setelah dia merilis video kawasan hiburan malam di Bangkok.
Dikutip dari CNN, Jumat (15/12/2023) Mayor Jenderal Polisi Phanthana Nutchanart, wakil kepala Biro Imigrasi Thailand, mengatakan bahwa Ziyu, seorang warga negara China yang telah bepergian keliling Thailand, terbukti menjual barang secara online selama berada di Thailand. Tindakan itu dinilai melanggar undang-undang visa.
Kepolisian menyebut Ziyu, 28 tahun, tiba di Bangkok pada 2 November dengan visa turis.
“Dia bekerja di sini tanpa izin kerja dan polisi sedang memprosesnya,” kata Nutchanart.
“Kami telah memanggilnya dan memberi tahu dia tentang tuduhan pelanggaran visa,” dia menambahkan.
Sejumlah pihak mengaitkan pemeriksaan itu terkait video postingan Ziyu di akun Douyin, media sosial China, pada 5 Desember. Dalam video itu, dia menunjukkan satu kawasan red light district-nya Bangkok, Nana Plaza.
Kawasan ini merupakan sebuah kompleks hiburan di sebuah bangunan tiga lantai mirip sebuah pusat perbelanjaan. Awalnya, tempat ini dibangun sebagai pusat perbelanjaan, namun menjadi salah satu wisata malam terbesar di Thailand bahkan di Asia Tenggara. Di sekitar Nana Plazaterdapat bar-bar bertema dewasa.
Dalam video tersebut, Ziyu menyatakan bahwa daerah tersebut tidak aman bagi perempuan. Dia memperlihatkan sejumlah bule memandangnya. Juga sejumlah kegiatan lain yang dinilainya tidak senonoh.
Video tersebut menjadi viral dan dikecam oleh warga lokal Bangkok dan kota-kota lain di Thailand. Mereka menganggap video itu sebagai kritik terhadap citra negara dan sengaja dibuat bombastis demi penonton. Mereka menilai Ziyu terlalu membesar-besarkan bahaya area itu.
Bukan rahasia lagi, belakangan relasi pariwisata Thailand dengan turis China sedang tidak baik-baik saja. Thailand sedang berupaya menarik kembali wisatawan China setelah pandemi Covid-19. Turis China malah sedang ketakutan untuk pelesiran ke negeri gajah putih karena isu keamanan, judi online, sampai penjualan organ.
Selain itu, kasus Ziyu juga membuktikan influencer media sosial dapat menghadapi masalah hukum di luar negeri ketika konten yang mereka hasilkan menyebabkan reaksi publik.
Ziyu memang cukup populer di China. Dia memiliki pengikut media sosial lebih dari 3 juta orang. Dia kebanyakan memposting di Douyin, TikTok versi China, dan sejumlah platform media sosial yang tidak tersedia di China.
Ziyu kemudian merilis video permintaan maaf. Dia tidak menyangka video itu memicu reaksi keras di Thailand. Dia juga menyangkal dan bersikukuh tidak bermaksud merusak reputasi Thailand.
“Saya memahami bahwa kata-kata saya telah menyebabkan pelanggaran dan salah tafsir yang tidak disengaja. Saya sangat menyesali dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya terhadap Distrik Nana dan masyarakat Thailand,” kata Ziyu dalam video yang diposting ke Facebook.
“Saya sangat menghormati warisan budaya yang kaya dan semangat Thailand yang dinamis. Saya selalu bermaksud untuk mempromosikan gambaran budaya Thailand yang positif dan akurat kepada khalayak yang lebih luas,” dia menambahkan.
Simak Video “Thailand Siap Sambut Wisatawan Asing dan Tak Perlu Karantina”[Gambas:Video 20detik](fem/fem)