Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks utama Wall Street bergairah pada perdagangan pembukaan Senin, (22/1/2024). Rata-rata Industri Dow Jones naik 244 poin, atau 0,7%, ke level rekor baru. S &P 500 naik 0.5%, juga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Komposit Nasdaq menguat 0,6%.
Kenaikan terjadi setelah S&P 500 pada Jumat menembus di atas rekor intraday dan penutupan tertinggi yang dicatat pada Januari 2022.
Pergerakan ini menandakan bahwa Wall Street memang berada dalam pasar bullish yang dimulai pada Oktober 2022 dan menandai kembalinya reli setelah pasar terhenti. pada awal tahun 2024.
“Ini hampir seperti ketakutan akan ketinggalan,” kata Brian Price, kepala manajemen investasi di Commonwealth Financial.
“Kami mengalami sedikit volatilitas di awal tahun karena investor mungkin menyeimbangkan kembali portofolionya dan berupaya merealisasikan beberapa keuntungan. Tapi sekarang, sepertinya kita melanjutkan tren yang sudah jelas terjadi.”
Kekuatan Wall Street nampaknya akan bergantung pada apakah bank sentral AS akan melakukan soft landing, yaitu ketika perekonomian dapat mereda tanpa mengarah ke resesi.
Investor mengharapkan penurunan suku bunga acuan yang dimulai pada Maret, meskipun mereka kurang yakin bahwa penurunan awal akan membuahkan hasil.
Para pedagang sekarang memperkirakan sekitar 46% kemungkinan penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Itu menandai penurunan tajam dari hampir 81% pada minggu sebelumnya. Terdapat hampir 54% kemungkinan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik dari sekitar 19% pada minggu sebelumnya.
Investor akan mencermati serangkaian laporan ekonomi yang akan dirilis minggu ini, termasuk data produk domestik bruto pada hari Kamis dan harga pengeluaran konsumsi pribadi pada hari Jumat. Kedua laporan tersebut dapat memberikan wawasan tentang bagaimana pengambil kebijakan bank sentral memandang kebijakan moneter ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)[Gambas:Video CNBC]