Pengeroyokan Noven Witak di Maumere, Geng 32 Kalah Jumlah Melarikan Diri dari Kejaran Peluncur 69

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Novensius Yosvintaris Witak alias Noven Witak meninggal dunia dianiaya sekelompok pria menamakan diri Geng Peluncur 69, Minggu, 28 Januari 2024 dini hari di sekitar Apotik Go, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur, Kota Maumere, Pulau Flores.

Bermula dari saling tantang antaranggota kelompok pria itu melalui pesan WhatsApp. Anggota Peluncur 69  menyerang  anggota Geng 32. Namun mereka kalah jumlah,  mereka kabur dengan sepeda motor sedangkan Noven Witak sendirian jadi koban amukan para pelaku.   

Hal itu terungkap dalam konferensi pers kasus penganiayaan dipimpin Kapolres Sikka, AKBP Hardi Dinata, di  Mapolres Sikka, Rabu, 31 Januari 2024. Lima orang tersangka dewasa dihadirkan. sedangkan tiga tersangka anak-anak tidak ditampilkan.

 AKBP Hardi Dinata menerangkan, para tersangka dan saksi sedang berkumpul sambil minum miras  jenis Moke (minum tradisional Sikka terbuat dari irisan Pohon Lontar atau Pohon Enau) di halaman Kantor Asuransi Bumi Putera di Kelurahan Kabor, Kecamatan Alok, Sabtu malam, 27 Januari 2024. 

“Pada  saat itu salah seorang dari tersangka yaitu YO menerima tantangan dari salah seorang yang menantang. Para tersangka ini mereka tergabung dalam geng yang menyebut nama mereka Peluncur 69, ini sekumpulan anak-anak muda di daerah Kabor,” ujar AKBP Hardi Dinata.

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Noven Witak, Grup Peluncur 69 Ladeni Tantangan Geng 32 di Grup WhatsApp

Dilanjutkannya, menurut pengakuan tersangka YO ada tantangan dari RO yang menyebut dirinya anak-anak Geng 32

“Karena seluruh tersangka sudah dalam pengaruh alkohol maka mereka langsung merespon tantangan itu dengan cara berputar mencari anak-anak Geng 32 dan mereka menggunakan motor dan ternyata di arah Hotel Go,  Di sana mereka bertemu dengan korban dan para saksi antara lain Rama, Sandro, Manto, Toni dan Noven. Terjadilah keributan. Karena jumlah tidak seimbang maka para saksi melarikan diri menggunakan sepeda motor,  sedangkan korban tidak sempat melarikan diri. Dia hanya berlari dari depan Hotel Go sampai ke arah pertigaan Bakso Solo. Disitulah terjadi penganiayaan,” jelas AKBP Hardi Dinata. 

AKBP Hardi Dinata memastikan yang menantang YO bukan Noven Witak.  Tetapi, dia juga belum bisa memastikan Noven merupakan korban salah sasaran dari amukan anggota Peluncur 69. 

“Kalau dibilang nyasar kita juga belum pastikan tetapi bukan dia (red: korban) yang nantang, namanya sudah beda. Kalau sampai saat ini dari hasil pemeriksaan mereka memang mencari secara bersama-sama dan pada saat bertemu langsung bergerak bersama-sama jadi kalau dibilang ada yang beri komando, hasil pemeriksaan kita belum ada,” ujar AKPB Hardi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Lima Siswa SMA Terkenal dan Satu Pelajar SMP di Maumere Habisi Noven Witak

AKBP Hardi Dinata juga mengatakan, polisi masih mencari tahu permasalahan yang terjadi antarkedua kelompok sebelum pengeroyokan terhadap Noven Witak, Minggu, 28 Januari 2024. Namun dia juga menegaskan berdasarkan hasil pemeriksaan, belum ditemukan permasalahan antarkedua kelompok di Kota Maumere tersebut.

“Mereka (red: tersangka) semua melakukannya hanya karena merasa tertantang oleh saudara Randi yang sampai sekarang Randi itu masih kita cari karena Randi tidak masuk dalam para saksi ataupun korban,” jelas AKBP Hardi Dinata.  

Halaman selanjutnya

Halaman

12

BERITATERKAIT

Baca Juga

Ikuti kami di

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *