Mitos di Bundaran Teknik UGM: Dilarang Menyanyi Lagu Gugur Bunga, Kenapa?

Sleman

Ada mitos yang dipercaya warga sekitar dan anak kampus Universitas Gadjah Mada. Mereka dilarang menyanyikan lagu Gugur Bunga di Bundaran Teknik UGM. Kenapa?

Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu kampus tertua di Indonesia. Di kampus itu, banyak beredar mitos yang sudah menjadi sebuah Urban Legend tersendiri.

Salah satunya adalah mitos dilarang menyanyikan lagu Gugur Bunga di bundaran Fakultas Teknik UGM. Ada alasan mengapa menyanyikan lagu itu dilarang di sana.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konon, jika menyanyikan lagu Gugur Bunga saat malam hari sembari memutari bundaran, maka sosok makhluk halus penunggu bundaran itu akan muncul menghampiri. Selain itu, juga disebutkan, saat melewati bundaran tersebut, masyarakat kerap mencium bau harum bunga.

Kisah ini pun telah diwariskan secara turun-temurun, dari satu angkatan ke angkatan lainnya. Hampir tiap generasi mahasiswa di UGM akrab dengan cerita ini.

Nino Anugrah (30) salah satunya. Alumni UGM angkatan 2011 itu dulu memang bukan mahasiswa FT. Namun, dia telah akrab dengan cerita ini dari seorang kawan mahasiswa FT UGM.

“Memang sudah dengar ada kisah itu. Katanya ada mbak-mbak penunggunya,” kata Nino, beberapa waktu lalu.

Nino tak pernah secara langsung membuktikan kebenaran cerita itu. Hanya saja saat melintas di sekitar bundaran, seperti melintasi dimensi lain.

“Di sana kan banyak pohon, gelap, agak lembap juga. Ya kayak masuk gerbang wilayah lain,” ucapnya.

Kepala PKKKL UGM Buka Suara

Perihal mitos dan kisah gaib di UGM, Kepala Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PKKKL) UGM Arif Nurcahyo juga punya pengalaman tersendiri. Pria berusia 57 tahun yang akrab disapa Yoyok itu juga merupakan alumni UGM.

“Ya memang apa pun ceritanya ya kita tidak bisa (mengesampingkan), meskipun kita kalangan dunia akademis dan sebagainya. Kita tidak lepas dari warisan budaya tradisi atau mitos,” kata Yoyok.

Menurutnya, cerita adanya penunggu di bundaran teknik UGM sudah ada sejak dia berkuliah tahun 1988. Yoyok juga tak tahu persis siapa yang pertama kali membuat cerita ini.

“Saya kuliah sudah ada. Mitos itu sudah ada sejak dulu tapi tidak bisa dibuktikan siapa yang memulai atau tempos yang ada tahun berapa. Karena hanya berbicara katanya, pernah (lihat) dan lain sebagainya. Tapi tidak pernah berbicara waktu yang tepat,” ungkapnya.

Meski begitu, kehadiran mitos atau cerita-cerita seram itu tak melulu soal hal negatif. Dia melihat dengan adanya cerita seram itu membuat pengguna jalan bisa lebih berhati-hati.

“Itu bagi saya juga ya tapi nggak papa namanya mitos orang lihat itu jadi berhati-hati. Diambil positifnya aja,” ucap Yoyok.

Di sekitar lokasi itu, menurutnya memang kerap terjadi kecelakaan. Soal kecelakaan ini, menurut Yoyok, bisa dijelaskan secara logis. Sebab, jalan di sekitar bundaran tergolong gelap, selain itu jalanan yang merupakan bukan dari aspal berubah licin saat hujan.

“Itu kan kurang menguntungkan, (jalan) tikungan, gelap agak menurun dan lain sebagainya. Sehingga mungkin orang juga tidak bisa memisahkan antara logika, perasaan takut dan kemudian terjadi kecelakaan,” ucapnya.

——

Artikel ini telah naik di detikJogja.

Simak Video “Mitos atau Fakta: Nutrisi Sayur Hilang Bila Dipanaskan”[Gambas:Video 20detik](wsw/wsw)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *