Agam –
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi menyebut sebanyak 26 pendaki masih berada di puncak Gunung Marapi. Dia meminta pendaki-pendaki itu segera dievakuasi.
Mahyeldi mengungkapkannya saat mengunjungi posko sementara evakuasi pendaki di Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.
“Kami terus meminta tim gabungan yang berada di atas untuk terus melakukan pencarian 26 korban lainnya. Korban yang ditemukan langsung kami arahkan untuk segera dibawa ke bawah agar dapat perawatan,” katanya Mahyeldi saat jumpa pers dengan awak media, Senin (4/12/2023) malam seperti dikutip dari detikSumut.
Gunung Marapi, yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl), itu meletus pada Minggu (3/11) petang.
Dari catatan BKSDA Sumbar terdapat 75 pendaki pada sore itu. Merujuk data Basarnas, sebanyak 63 pendaki di antaranya sudah ditemukan dan 12 orang masih dalam proses pencarian. Sebanyak 49 pendaki di antaranya sudah dievakuasi, 26 di antaranya masih di puncak gunung. Mereka yang ditemukan sebagian mengalami luka bakar, patah tulang, dan dirawat di rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.
Juru bicara Basarnas, Arief Pratama, dalam keterangan tertulis kepada media, menyebutkan di antara pendaki itu tercatat 11 korban tewas, dengan delapan korban tewas belum dievakuasi.
Evakuasi sulit dilakukan karena erupsi masih terus terjadi.
Mahyeldi, yang juga ketua DPW PKS Sumbar, itu menyebut Pemprov Sumbar juga telah menyiapkan penginapan sementara bagi keluarga korban yang masih menunggu pendaki yang belum ditemukan. Penginapan sementara itu dapat digunakan oleh masyarakat yang mengunjungi posko sementara itu.
“Untuk saat ini kami juga menyediakan tempat penginapan sementara bagi keluarga korban yang menunggu anaknya. Atau yang sedang mendampingi anaknya sedang dirawat. Penginapan itu berada di RSUD Achmad Mochtar, Bukittinggi,” kata dia.
Mahyeldi juga menyebut warga Kabupaten Agam dan Tanah Datar yang mengalami penurunan kesehatan dampak erupsi Gunung Marapi dapat mengunjungi posko kesehatan dan Puskemas terdekat. Menurutnya Pemprov Sumbar sudah menginstruksikan Pemda Agam untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang terdampak.
“Kami juga meminta masyarakat yang terdampak dari erupsi untuk mendatangi posko atau Puskesmas agar mendapatkan perawatan,” kata dia.
Selain menjamin kesehatan, dia juga menjamin persediaan makanan bagi relawan dan keluarga korban yang masih bertahan di posko pengungsian.
Pantauan detikSumut, sampai tadi malam, Gunung Marapi masih mengalami erupsi. Debu abu vulkanik itu juga terus menuju arah Kota Bukittinggi.
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, menyebut Gunung Marapi mengalami erupsi selama 4 menit 41 detik pada Minggu. Ketinggian dari erupsi ini menurutnya mencapai 30 mm. Saat ini, Gunung Marapi berada pada level 2, yang artinya masyarakat dan pengunjung Gunung Marapi dilarang berada pada radius 3 kilometer di area tersebut.
Dikutip dari BBC, PLH BKSDA Sumatera Barat, Dian Indriati, menyebut memberikan izin pendakian Gunung Marapi karena adanya kesepakatan dengan semua pihak terkait, di antaranya pemda dan Basarnas.
Selain itu, BKSDA Sumbar juga sudah menyosialisasikan aturan dalam melakukan pendakian. Di antaranya, tidak boleh mendekati kawah dan minimal pendakian berjumlah tiga orang. Dia juga menyatakan untuk tanggap darurat, sudah ada posko siaga nagari dan juga rambu-rambu di setiap jalur pendakian.
“Kami juga menentukan bahwa pendaki yang dibolehkan melakukan pendakian hanya yang memiliki mitigasi dan adaptasi bencana,” katanya dalam sebuah pernyataan.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikSumut. Selengkapnya klik di sini.
Simak Video ” Tinjau Dampak Erupsi, Kemenparekraf Bakal ke Sumbar Minggu Ini”[Gambas:Video 20detik](fem/fem)